Aksi  penangkapan petugas KKP oleh Malaysia telah memancing reaksi di dunia  maya. Di bidang hacking, hacker RI dinilai lebih unggul dibandingkan  Malaysia.
Anggota Komisi I DPR RI Roy  Suryo menilai jika menyangkut cyber, Indonesia terhitung paling hebat.  Bahkan Indonesia terbukti hebat dilihat dari kompetisi hacker yang  pernah ada.
“Menurut catatan saya, dulu  waktu ada serangan dari hacker Malaysia dalam kasus Ambalat respon  mereka kecil. Lucunya ada indikasi serangan balik kepada situs Indonesia  sebenarnya fake karena yang menyerang hacker kita sendiri. Hacker  Indonesia merasa tidak mendapat respon, akhirnya mereka melakukan  spoofing,” katanya di Jakarta, kemarin.
Roy  menambahkan ia tidak menemukan banyaknya serangan yang dilakukan oleh  hacker Malaysia. Namun serangan dunia maya lebih dilakukan oleh hacker  Portugal saat kasus Timor Leste .
Roy menilai hacker Indonesia  nasionalis dan siap membela dunia maya jika ada serangan. Ia mensinyalir  hacker sering melakukan latihan, terbukti dengan adanya situs  pemerintah yang diserang termasuk menyediakan solusinya.
Jika menyangkut nasionalisme,  Roy menyatakan percaya bahwa hacker Indonesia pasti akan melakukan  pembelaan. Namun ia menyayangkan tidak adanya langkah preventif dari  Kementrian Kominfo menyangkut serangan di dunia maya.
Menurut Roy, Kementrian Kominfo  hanya fokus menata perundangan dan peraturan. “Misalnya dalam UU ITE dan  yang kami bahas di Komisi I DPR saat ini yaitu UU TIPITI (Tindak Pidana  Teknologi Informasi) di mana lebih mengatur pada perlindungan  masyarakat dan berlaku di ranah Indonesia, bukan untuk antisipasi  hacker,” katanya.
Mengenai lemahnya antisipasi  yang dilakukan pemerintah juga disesalkan pengamat militer MT Arifin.  “Rata-rata lembaga pemerintah Indonesia sangat sulit diminta  kesiapannya. Pemerintah belum memiliki kesiapan yang memadai untuk  mengatasi isu yang berkembang,” imbuhnya.
Namun ia menilai perang cyber  hanyalah hal kecil dan tidak akan menimbulkan masalah-masalah mendasar.  “Menurut saya masalah jadi besar karena dulu waktu kasus Ambalat sering  kali diangkat untuk menyelamatkan politik dalam negeri. Ini yang harus  diperbaiki. Sebenarnya sih Malaysia-Indonesia tidak memiliki banyak  masalah,” bebernya.
Ia menambahkan yang diperlukan  saat ini adalah sikap dewasa dari para profesional. Jangan sampai  dipakai sebagai alat untuk menunjukkan sikap nasionalisme. Seandainya  benar terjadi perang di dunia maya, maka cara mengatasinya yaitu dengan  kerjasama Indonesia-Malaysia.
“Sekarang apa bisa dipastikan  kalau yang menyerang itu orang Malaysia, jangan-jangan bisa jadi itu  orang Indonesia sendiri yang menyerang. Hal ini harus di- manage  sehingga tidak merusak unsur-unsur dasar dari hubungan antarbangsa,”  katanya.
“Kita tidak senang dengan  Malaysia, tapi kita harus hormati mereka karena bisa membantu  menyediakan lapangan kerja pada kita. Dan ini merupakan kritik bagi  pemerintah untuk memperbaiki keadaan,” tambahnya.
Sumber : dikutip dari berita-tekno.blogspot.com, 10 nov 2010.
Sumber : dikutip dari berita-tekno.blogspot.com, 10 nov 2010.






 
 




 
 
 
 










0 komentar:
Posting Komentar